Sejarah Dan Makna Idul Adha (Hari Raya Qurban)
Idul Adha ialah hari istimewa untuk agama Islam, Pasalnya hari ini sangat ditunggu-tunggu seluruh umat Muslim di dunia untuk memperingati hari raya kurban. Peristiwa yang umat Islam ingat terkena dongeng Nabi Ibrahim A. S, yaitu dikala Nabi Ibrahim bersedia mengorbankan putranya Ismail untuk Allah SWT. Kemudian Ismail digantikan oleh Allah dengan domba.
Pada hari yang sangat istimewa ini, umat Muslim di seluruh dunia berbondong-bondong hadir ke masjid untuk melaksanakan sholat Ied. Tidak spesialuntuk di masjid saja sholat Ied bisa dilaksanakan, alasannya yaitu sholat Ied juga bisa dilakukan di tanah lapang.
Sesudah sholat Ied selesai, umat Muslim melaksanakan penyembelihan binatang kurban. Hal ini dilakukan untuk memperingati perintah Allah SWT kepada Nabi Ibrahim yang menyembelih domba sebagai pengganti dari putranya Ismail.
Hari raya Idul Adha jatuh pada 10 bulan Dzulhijah, yaitu hari 70 hari sehabis perayaan Idul Fitri. Pusat perayaan Idul Adha yaitu pada sebuah desa kecil di Arab Saudi berjulukan Mina, posisinya bersahabat dengan Makkah. Di sini terdapat 3 tiang kerikil yang melambangkan Iblis, dan harus dilempari dengan kerikil oleh umat Muslim dikala mereka menunaikan ibadah Haji. Idul Adha juga mempunyai nama lain yaitu Idul Qurban atau Idulfitri Haji.
Umat Islam meyakini bahwa pusaka atau inti dari ibadah haji yaitu ketika wukuf di padang Arafah. Sedangkan Hari Arafah sendiri ialah hari dimana jamaah haji melaksanakan wukuf di Arafah.
Seperti yang tertera dari sabda Nabi Muhammad SAW,
“Ibadah haji yaitu wukuf di padang Arafah”.
(HR. AtTirmidzi, Al Baihaqi, Ibnu Majah, Ahmad, ad Daruquthni, dan al Hakim)
Dalam hadis yang pernah dituturkan oleh Husain bin al-Harits al Jadali berkata, bahwa amir Makkhah pernah memberikan khutbah kemudian berkata:
“Rasulullah SAW, sudah berpesan kepada kami biar kami menunaikan ibadah haji menurut ru’yat (hilalDzulhijah). Jika kami tidak bisa menyaksikannya, kemudian ada dua saksi adil (yang menyaksikannya), maka kami harus mengerjakan manasik menurut kesaksian mereka."
(HR Abu Dawud, ad Daruquthni, dan al Baihaqi.)
Hadist tersebut menerangkan bahwa pelaksanaan ibadah haji harus menurut pada hasil ru’yathilal 1 Dzulhijah, sehingga kapan Idul Adha dan wuqufnya sanggup diputuskan. Pesan kedua dari Nabi kepada amir Makkah yaitu terkena tempat dilaksanakannya untuk melaksanakan ru’yat. Apabila tidak berhasil, maka ru’yat orang lain, yang menyatakan kesaksiannya pada amir Makkah.
Saat Idul Adha, umat Muslim melaksanakan ibadah kurban. Kurban sendiri mempunyai praktik sendiri di banyak agama di dunia. Dan kurban tersebut sebagai tanda kesedihan si pemeluknya untuk menyerahkan sesuatu kepada Tuhannya.
Para Nabi memberikan bahwa kurban spesialuntuklah satu bab dari dedikasi kepada Allah, yang harus disertai dengan moralitas serta kebaikan dalam diri manusianya itu sendiri.
Hari raya Idul Adha yang dirayakan umat Muslim di seluruh dunia menunjukan bahwa sudah berakhirnya menunaikan ibadah haji di Makkah. Ibadah haji yang ialah rukun Islam kelima untuk mereka yang mampu, dan menunjukan ibadah kurban sudah dilaksanakan dan dibagikan kepada yang tidak mampu.
Ibadah kurban yaitu ibadah yang spesialuntuk boleh dilakukan dalam 4 hari, yaitu dari selepas khatib memberikan khutbah hingga sebelum terbenamnya matahari pada hari ke 13 Dzulhijah.
Dari segi bahasa sendiri kurban bermaksud dekat, mabadunga dari segi istilah berarti menjalankan perintah agama alasannya yaitu ingin mendekatkan diri kepada Allah.10 Dzulhijah sendiri bekerjsama ialah insiden penting dimana Nabi Adam dan Hawa dikeluarkan dari syurga dan diturunkan ke bumi.
Pada hari raya Idul Adha, setiap umat Muslim disunnahkan untuk mengenakan pakaian yang membersihkan, rapi, cantik, serta menggunakan wewangian. Karena itu dikala Idul Adha sudah hadir, segeralah untuk senantiasa lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Sesudah itu, setiap Muslim berbondong hadir ke tanah lapang atau masjid untuk melaksanakan ibadah sholat Ied. Apabila sholat Ied sudah selesai, kambing, sapi, dan biri-biri yang dikorbankan akan disembelih. Barulah dibagi-bagikan kepada khalayak ramai terutama fakir miskin.
Hari raya juga disambut dikala umat Muslim membuat penziarahan ke Mekkah, yaitu mengunjungi Ka’bah dan melaksanakan korban penyembelihan. Selepas sholat Ied, tiruana umat Islam juga berkunjung ke makam untuk berziarah ke orang yang dikasihi. Mohon maaf lahir batin juga ada pada Idul Adha layaknya Idul Fitri. Karena kita tahu bahwa setiap insan mempunyai kesalahan yang harus dimaafkan.
Di Indonesia sendiri dikala Idul Adha aneka macam tradisinya. Mulai dari takbir keliling, salam-salaman, melihat penyembelihan kurban, dan masih banyak lagi. Semua itu dilakukan sebagai rasa syukur alasannya yaitu Allah sudah melimpahkan segala rahmat untuk menjalani hidup di dunia ini.
Berbeda dari Idul Fitri yang terdapat tradisi membuat ketupat lebaran. Karena pada dikala Idul Adha masyarakat ramai menhadiri tempat penyembelihan kurban. Biasanya tempat penyembelihan binatang kurban terletak tidak jauh dari masjid atau bahkan di samping masjid. Para masyarakat hadir untuk menyaksikan penyembelihan binatang kurban. Sesudah itu, binatang kurban yang sudah dipotong dibagikan ke masyarakat yang tidak bisa atau fakir miskin.
Dari hari raya yang sangat istimewa ini mempersembahkan pelajaran kepada kita tiruana untuk selalu taat kepada perintah Allah AWT, ibarat ketakwaan yang dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim as. Selain itu, kita juga diajarkan untuk saling memmenolong sesama umat manusia. Seperti yang sudah diajarkan pada hari raya Idul Adha, bahwa membagikan binatang kurban kepada orang yang tidak mampu. Dari ini kita bisa tahu bahwa insan itu harus saling memmenolong.
Seperti yang anda ketahui, Idul Adha juga ialah salah satu Hari Raya bagi Umat Muslim, tidak sama dengan Idul Fitri yang akan anda rayakan sehabis berpuasa pebuh selama satu bulan, Idul Adha mempunyai keterkaitan yang sangat erat dengan kurban, dimana nantinya mereka yang bisa diwajibkan untuk mengeluarkan Qurban hewan, baik berupa sapi, kambing ataupun unta.
Bagi anda yang belum mengetahuinya, Idul Adha dirayakan pada Tanggal 10 dibulan Dzulhijjah, yang artinya sempurna 70 hari sehabis anda merayakan Idul Fitri. Lalu, sebenarnya, apa yang melatarbelakangi hadirnya Idul Adha dan mengapa anda merayakannya setiap tahun selama ini?
Membicarakan terkena Idul Adha, tentu tidak bisa jauh-jauh dari Kisah Nabi Ibrahim. Sebagai seorang Nabi, Ibrahim memang harus mentaati tiruana perintah dari Allah Ta’ala, meskipun perintah tersebut sangatlah berat terlebih bagi orang yang masih awam.
Ada sebuah dongeng yang sebut jikalau Pada awalnya, Nabi Ibrahim ialah seseorang yang sangat kaya hingga ia dengan senang hari mengurbankan 100 ujung domba, 300 ujung sapi,juga 100 ujung unta.Melihat banyaknya binatang yang dikurbankan, tentu saja tiruana orang merasa kagum dengan kebaikan hati Nabi Ibrahim.
Namun akungnya, meskipun Nabi Ibrahim ialah orang yang sangat baik dan kaya raya, hingga sekarang ia belum mempunyai seorang anak pun dari istri yang sangat dicintainya berjulukan Sarah. Hingga pada dikala mengurbankan binatang yang sudah disebutkan tadi, Nabi Ibrahim menyampaikan bahwa kurban tersebut belumlah apa-apa, jikalau ia mempunyai seorang anak, maka atas Nama Allah ia nrimo mengurbankan anaknya.
Karena merasa kebahagiaan nya belum terasa lengkap tanpa seorang anak, alhasil Sarah menyarankan biar Nabi Ibrahim berkeluarga lagi, dan perempuan yang dimasukankan ialah Siti Hajar, yang tidak lain ialah seorang budak yang berasal dari Negara Mesir. Kemudian mereka pun berkeluarga dan didiberikan seorang anak pria tampan yang didiberi nama Ismail.
Ada beberapa pendapat terkena usia Nabi Ibrahim ketika ia mendapatkan anak, namun banyak yang sebut bahwa usianya pada dikala itu ialah 90 tahunan. Dan nama Ismail sengaja dipilih alasannya yaitu mempunyai makna “Allah sudah mendengar”, dimana mengartikan bahwa doa dari Nabi Ibrahim selama ini alhasil didengar dan dikabulkan oleh Allah SWT.
Pada suatu hari, Nabi Ibrahim mendapatkan Wahyu yang didalamnya memerintahkan dirinya biar menempatkan sang istri Hajar bersama dengan anaknya yang masih bayi ke sebuah tempat yang sangat jauh dan tandus.
Tempat yang dituju oleh Nabi Ibrahim dan Siti Hajar berjarak 1600 KM dari Negaranya sendiri yakni Palestina. Pada masa itu, menempuh jarak sejauh itu tentu saja bukanlah perkara yang gampang, perlu perjalanan berhari-hari untuk bisa mencapai tempat aneh tersebut.
Namun atas dasar keyakinan dan ketaqwaan, Nabi Ibrahim dan istri tidak merasa keberatan sedikitpun, dengan nrimo dan yakin mereka melaksanakan perintah tersebut, tidak terkecuali dengan membawa sang anak yang masih bayi. Adapun perintah ini sanggup anda lihat pada Surat Ibrahim ayat 37 yang artinya:
Ya Tuhan kami, sesungguhnya saya sudah menempatkan sebagian keturunanku disuatu lembah yang tidak mempunyai tanaman-tanaman didekat rumah-Mu (Baitullah) yang dimuliakan. Ya Tuhan kami (sedemikian itu) biar mereka mendirikan Shalat. Maka jadikanlah ganti sebagai insan cenderung kepada mereka dan diberi rezeki mereka dari buah-buahan.cepatdangampang-gampangan mereka bersyukur.
Ketika sudah hingga dilembah yang terasing tersebut, bukan berarti ujian Nabi Ibrahim dan istrinya sudah selesai. Pada lembah aneh tersebut masih banyak ujian yang harus mereka lewati, yakni ketika mereka sudah kehabisan air minum dan Siti Hajar tidak lagi bisa menyusui anaknya Ismail.
Tidak mau berputus asa, Siti Hajar terus menerus mencari air kesana-sini, tidak perduli meskipun ia harus bolak-balik dan naik turun bukit. Siti Hajar berlari kecil diantara Bukit Sofa dan Bukti Marwa sebanyak tujuh kali. Kisah Nabi Ibrahim dan Siti Hajar ini tidak spesialuntuk mempunyai keterikatan yang besar dengan Idul Adha, namun juga pada Ibadah Haji alasannya yaitu Sa’i menjadi salah satu rukun Ibadah Haji.
Karena melihat usaha Siti Hajar untuk mendapatkan air yang tidak kenal putus asa, ahirnya Allah memerintahkan Malaikat Jibril untuk membuat mata air yang sekarang dikenal sebagai mata air Zam zam. Selain menjadi sumber kehidupan untuk keluarga Nabi Ibrahim dikala itu, mata air ini juga menjadi sumber kehidupan dan kemakmuran untuk mereka yang hidup didaerah tersebut.
Sesudah berhasil melewati ujian tersebut, ujian lainnya pun hadir lagi kepada Nabi Ibrahim, yakni perintah untuk menyembelih anak keakungannya Ismail sebagai pembayaran atas ucapannya beberapa dikala yang lalu. Hal inilah yang menjadi asal dan sejarah utama Idul Adha.
Lewat mimpinya, Nabi Ibrahim mendapatkan perintah untuk menyembelih atau mengurbankan anaknya sendiri. Mimpi tersebut tidak spesialuntuk hadir sekali, alasannya yaitu pada awalnya Nabi Ibrahim masih merasa ragu apakah mimpi tersebut benar-benar berasal dari Allah SWT atau spesialuntuk sekedar bunga pulas saja.
Ada beberapa pendapat juga terkena usia Ismail ketika akan disembelih, ada yang sebut bahwa pada dikala itu Ismail masih berusia 7 tahun, namun ada juga yang meyakini bahwa Ismail sudah berusia 13 tahun pada dikala itu.
Sesudah merasa yakni bahwa mimpi tersebut ialah perintah dari Allah SWT, alhasil Nabi Ibrahim memutuskan untuk membicarakannya dengan sang istri Siti Hajar. Luar biasa, Siti Hajar menyampaikan bahwa, jikalau hal tersebut benar-benar perintah dari Allah, maka ia merasa nrimo melepaskan anaknya untuk disembelih.
Sesudah menerima persetujuan dari istrinya, sekarang saatnya Nabi Ibrahim membicarakannya dengan Ismail. Diluar dugaan pula, Ismail siap untuk disembelih atas nama Allah. Prosesi ini tentu saja tidak berjalan dengan gampang, Iblis selalu berupaya untuk menghasut Nabi Ibrahim, Siti Hajar dan Ismail untuk tidak melaksanakan perintah Allah tersebut, namun mereka tetap menjaga keimanan dan ketaqwaannya pada Allah SWT.
Untuk melaksanakan penyembelihan tersebut, Ismail dibawa ke sebuah lembah oleh Nabi Ibrahim. Meskipun Nabi Ibrahim masih merasa iba pada anaknya, namun tidak sekalipun Ismail merasa ragu dan terus menerus meyakinkan ayahnya untuk melaksanakan perintah.
Ketika Ismail sudah ditempatkan pada tempat yang cocok Nabi Ibrahim mulai mencoba untuk menyembelih putranya tersebut.
Hingga pada akhirnya, di gantilah Ismail dengan seujung Domba Kibas oleh Malaikat Jibril, dan Ismail spesialuntuk terkena gesekan sedikit pada bab lehernya. Melihat ketaqwaan Nabi Ibrahim, semesta pun ikut bertakbir mengumandangkan kebemasukan Allah SWT.
Itulah dongeng dan sejarah Idul Adha yang dikala ini anda rayakan setiap tahunnya, semoga dengan dongeng tersebut keimanan dan ketaqwaan anda bisa menjadi semakin besar dan tidak lagi mempunyai keraguan terhadap Allah SWT.
Pada hari yang sangat istimewa ini, umat Muslim di seluruh dunia berbondong-bondong hadir ke masjid untuk melaksanakan sholat Ied. Tidak spesialuntuk di masjid saja sholat Ied bisa dilaksanakan, alasannya yaitu sholat Ied juga bisa dilakukan di tanah lapang.
Sesudah sholat Ied selesai, umat Muslim melaksanakan penyembelihan binatang kurban. Hal ini dilakukan untuk memperingati perintah Allah SWT kepada Nabi Ibrahim yang menyembelih domba sebagai pengganti dari putranya Ismail.
![]() |
sumbersuko1.blogspot.co |
Umat Islam meyakini bahwa pusaka atau inti dari ibadah haji yaitu ketika wukuf di padang Arafah. Sedangkan Hari Arafah sendiri ialah hari dimana jamaah haji melaksanakan wukuf di Arafah.
Seperti yang tertera dari sabda Nabi Muhammad SAW,
“Ibadah haji yaitu wukuf di padang Arafah”.
(HR. AtTirmidzi, Al Baihaqi, Ibnu Majah, Ahmad, ad Daruquthni, dan al Hakim)
Dalam hadis yang pernah dituturkan oleh Husain bin al-Harits al Jadali berkata, bahwa amir Makkhah pernah memberikan khutbah kemudian berkata:
“Rasulullah SAW, sudah berpesan kepada kami biar kami menunaikan ibadah haji menurut ru’yat (hilalDzulhijah). Jika kami tidak bisa menyaksikannya, kemudian ada dua saksi adil (yang menyaksikannya), maka kami harus mengerjakan manasik menurut kesaksian mereka."
(HR Abu Dawud, ad Daruquthni, dan al Baihaqi.)
Hadist tersebut menerangkan bahwa pelaksanaan ibadah haji harus menurut pada hasil ru’yathilal 1 Dzulhijah, sehingga kapan Idul Adha dan wuqufnya sanggup diputuskan. Pesan kedua dari Nabi kepada amir Makkah yaitu terkena tempat dilaksanakannya untuk melaksanakan ru’yat. Apabila tidak berhasil, maka ru’yat orang lain, yang menyatakan kesaksiannya pada amir Makkah.
Saat Idul Adha, umat Muslim melaksanakan ibadah kurban. Kurban sendiri mempunyai praktik sendiri di banyak agama di dunia. Dan kurban tersebut sebagai tanda kesedihan si pemeluknya untuk menyerahkan sesuatu kepada Tuhannya.
![]() |
supramistik.wordpress.com |
Makna Idul Adha
Para Nabi memberikan bahwa kurban spesialuntuklah satu bab dari dedikasi kepada Allah, yang harus disertai dengan moralitas serta kebaikan dalam diri manusianya itu sendiri.
Hari raya Idul Adha yang dirayakan umat Muslim di seluruh dunia menunjukan bahwa sudah berakhirnya menunaikan ibadah haji di Makkah. Ibadah haji yang ialah rukun Islam kelima untuk mereka yang mampu, dan menunjukan ibadah kurban sudah dilaksanakan dan dibagikan kepada yang tidak mampu.
Ibadah kurban yaitu ibadah yang spesialuntuk boleh dilakukan dalam 4 hari, yaitu dari selepas khatib memberikan khutbah hingga sebelum terbenamnya matahari pada hari ke 13 Dzulhijah.
Dari segi bahasa sendiri kurban bermaksud dekat, mabadunga dari segi istilah berarti menjalankan perintah agama alasannya yaitu ingin mendekatkan diri kepada Allah.10 Dzulhijah sendiri bekerjsama ialah insiden penting dimana Nabi Adam dan Hawa dikeluarkan dari syurga dan diturunkan ke bumi.
Pada hari raya Idul Adha, setiap umat Muslim disunnahkan untuk mengenakan pakaian yang membersihkan, rapi, cantik, serta menggunakan wewangian. Karena itu dikala Idul Adha sudah hadir, segeralah untuk senantiasa lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Sesudah itu, setiap Muslim berbondong hadir ke tanah lapang atau masjid untuk melaksanakan ibadah sholat Ied. Apabila sholat Ied sudah selesai, kambing, sapi, dan biri-biri yang dikorbankan akan disembelih. Barulah dibagi-bagikan kepada khalayak ramai terutama fakir miskin.
Hari raya juga disambut dikala umat Muslim membuat penziarahan ke Mekkah, yaitu mengunjungi Ka’bah dan melaksanakan korban penyembelihan. Selepas sholat Ied, tiruana umat Islam juga berkunjung ke makam untuk berziarah ke orang yang dikasihi. Mohon maaf lahir batin juga ada pada Idul Adha layaknya Idul Fitri. Karena kita tahu bahwa setiap insan mempunyai kesalahan yang harus dimaafkan.
Di Indonesia sendiri dikala Idul Adha aneka macam tradisinya. Mulai dari takbir keliling, salam-salaman, melihat penyembelihan kurban, dan masih banyak lagi. Semua itu dilakukan sebagai rasa syukur alasannya yaitu Allah sudah melimpahkan segala rahmat untuk menjalani hidup di dunia ini.
Berbeda dari Idul Fitri yang terdapat tradisi membuat ketupat lebaran. Karena pada dikala Idul Adha masyarakat ramai menhadiri tempat penyembelihan kurban. Biasanya tempat penyembelihan binatang kurban terletak tidak jauh dari masjid atau bahkan di samping masjid. Para masyarakat hadir untuk menyaksikan penyembelihan binatang kurban. Sesudah itu, binatang kurban yang sudah dipotong dibagikan ke masyarakat yang tidak bisa atau fakir miskin.
Dari hari raya yang sangat istimewa ini mempersembahkan pelajaran kepada kita tiruana untuk selalu taat kepada perintah Allah AWT, ibarat ketakwaan yang dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim as. Selain itu, kita juga diajarkan untuk saling memmenolong sesama umat manusia. Seperti yang sudah diajarkan pada hari raya Idul Adha, bahwa membagikan binatang kurban kepada orang yang tidak mampu. Dari ini kita bisa tahu bahwa insan itu harus saling memmenolong.
Sejarah Idul Adha
Hampir tiruana orang yang beragama Islam tentu sudah tidak lagi merasa aneh dengan Idul Adha alasannya yaitu dirayakan setiap tahunnya. Namun, sudahkah anda benar-benar memahami apa saja yang melatar belakangi hadirnya Idul Adha? Tentu saja perayaan penting ibarat Idul Adha mustahil ada tanpa maksud dan alasan yang penting pula.
Seperti yang anda ketahui, Idul Adha juga ialah salah satu Hari Raya bagi Umat Muslim, tidak sama dengan Idul Fitri yang akan anda rayakan sehabis berpuasa pebuh selama satu bulan, Idul Adha mempunyai keterkaitan yang sangat erat dengan kurban, dimana nantinya mereka yang bisa diwajibkan untuk mengeluarkan Qurban hewan, baik berupa sapi, kambing ataupun unta.
Bagi anda yang belum mengetahuinya, Idul Adha dirayakan pada Tanggal 10 dibulan Dzulhijjah, yang artinya sempurna 70 hari sehabis anda merayakan Idul Fitri. Lalu, sebenarnya, apa yang melatarbelakangi hadirnya Idul Adha dan mengapa anda merayakannya setiap tahun selama ini?
Membicarakan terkena Idul Adha, tentu tidak bisa jauh-jauh dari Kisah Nabi Ibrahim. Sebagai seorang Nabi, Ibrahim memang harus mentaati tiruana perintah dari Allah Ta’ala, meskipun perintah tersebut sangatlah berat terlebih bagi orang yang masih awam.
Ada sebuah dongeng yang sebut jikalau Pada awalnya, Nabi Ibrahim ialah seseorang yang sangat kaya hingga ia dengan senang hari mengurbankan 100 ujung domba, 300 ujung sapi,juga 100 ujung unta.Melihat banyaknya binatang yang dikurbankan, tentu saja tiruana orang merasa kagum dengan kebaikan hati Nabi Ibrahim.
Namun akungnya, meskipun Nabi Ibrahim ialah orang yang sangat baik dan kaya raya, hingga sekarang ia belum mempunyai seorang anak pun dari istri yang sangat dicintainya berjulukan Sarah. Hingga pada dikala mengurbankan binatang yang sudah disebutkan tadi, Nabi Ibrahim menyampaikan bahwa kurban tersebut belumlah apa-apa, jikalau ia mempunyai seorang anak, maka atas Nama Allah ia nrimo mengurbankan anaknya.
Karena merasa kebahagiaan nya belum terasa lengkap tanpa seorang anak, alhasil Sarah menyarankan biar Nabi Ibrahim berkeluarga lagi, dan perempuan yang dimasukankan ialah Siti Hajar, yang tidak lain ialah seorang budak yang berasal dari Negara Mesir. Kemudian mereka pun berkeluarga dan didiberikan seorang anak pria tampan yang didiberi nama Ismail.
Ada beberapa pendapat terkena usia Nabi Ibrahim ketika ia mendapatkan anak, namun banyak yang sebut bahwa usianya pada dikala itu ialah 90 tahunan. Dan nama Ismail sengaja dipilih alasannya yaitu mempunyai makna “Allah sudah mendengar”, dimana mengartikan bahwa doa dari Nabi Ibrahim selama ini alhasil didengar dan dikabulkan oleh Allah SWT.
Pada suatu hari, Nabi Ibrahim mendapatkan Wahyu yang didalamnya memerintahkan dirinya biar menempatkan sang istri Hajar bersama dengan anaknya yang masih bayi ke sebuah tempat yang sangat jauh dan tandus.
Tempat yang dituju oleh Nabi Ibrahim dan Siti Hajar berjarak 1600 KM dari Negaranya sendiri yakni Palestina. Pada masa itu, menempuh jarak sejauh itu tentu saja bukanlah perkara yang gampang, perlu perjalanan berhari-hari untuk bisa mencapai tempat aneh tersebut.
Namun atas dasar keyakinan dan ketaqwaan, Nabi Ibrahim dan istri tidak merasa keberatan sedikitpun, dengan nrimo dan yakin mereka melaksanakan perintah tersebut, tidak terkecuali dengan membawa sang anak yang masih bayi. Adapun perintah ini sanggup anda lihat pada Surat Ibrahim ayat 37 yang artinya:
Ya Tuhan kami, sesungguhnya saya sudah menempatkan sebagian keturunanku disuatu lembah yang tidak mempunyai tanaman-tanaman didekat rumah-Mu (Baitullah) yang dimuliakan. Ya Tuhan kami (sedemikian itu) biar mereka mendirikan Shalat. Maka jadikanlah ganti sebagai insan cenderung kepada mereka dan diberi rezeki mereka dari buah-buahan.cepatdangampang-gampangan mereka bersyukur.
Ketika sudah hingga dilembah yang terasing tersebut, bukan berarti ujian Nabi Ibrahim dan istrinya sudah selesai. Pada lembah aneh tersebut masih banyak ujian yang harus mereka lewati, yakni ketika mereka sudah kehabisan air minum dan Siti Hajar tidak lagi bisa menyusui anaknya Ismail.
Tidak mau berputus asa, Siti Hajar terus menerus mencari air kesana-sini, tidak perduli meskipun ia harus bolak-balik dan naik turun bukit. Siti Hajar berlari kecil diantara Bukit Sofa dan Bukti Marwa sebanyak tujuh kali. Kisah Nabi Ibrahim dan Siti Hajar ini tidak spesialuntuk mempunyai keterikatan yang besar dengan Idul Adha, namun juga pada Ibadah Haji alasannya yaitu Sa’i menjadi salah satu rukun Ibadah Haji.
Karena melihat usaha Siti Hajar untuk mendapatkan air yang tidak kenal putus asa, ahirnya Allah memerintahkan Malaikat Jibril untuk membuat mata air yang sekarang dikenal sebagai mata air Zam zam. Selain menjadi sumber kehidupan untuk keluarga Nabi Ibrahim dikala itu, mata air ini juga menjadi sumber kehidupan dan kemakmuran untuk mereka yang hidup didaerah tersebut.
Sesudah berhasil melewati ujian tersebut, ujian lainnya pun hadir lagi kepada Nabi Ibrahim, yakni perintah untuk menyembelih anak keakungannya Ismail sebagai pembayaran atas ucapannya beberapa dikala yang lalu. Hal inilah yang menjadi asal dan sejarah utama Idul Adha.
Lewat mimpinya, Nabi Ibrahim mendapatkan perintah untuk menyembelih atau mengurbankan anaknya sendiri. Mimpi tersebut tidak spesialuntuk hadir sekali, alasannya yaitu pada awalnya Nabi Ibrahim masih merasa ragu apakah mimpi tersebut benar-benar berasal dari Allah SWT atau spesialuntuk sekedar bunga pulas saja.
Ada beberapa pendapat juga terkena usia Ismail ketika akan disembelih, ada yang sebut bahwa pada dikala itu Ismail masih berusia 7 tahun, namun ada juga yang meyakini bahwa Ismail sudah berusia 13 tahun pada dikala itu.
Sesudah merasa yakni bahwa mimpi tersebut ialah perintah dari Allah SWT, alhasil Nabi Ibrahim memutuskan untuk membicarakannya dengan sang istri Siti Hajar. Luar biasa, Siti Hajar menyampaikan bahwa, jikalau hal tersebut benar-benar perintah dari Allah, maka ia merasa nrimo melepaskan anaknya untuk disembelih.
Sesudah menerima persetujuan dari istrinya, sekarang saatnya Nabi Ibrahim membicarakannya dengan Ismail. Diluar dugaan pula, Ismail siap untuk disembelih atas nama Allah. Prosesi ini tentu saja tidak berjalan dengan gampang, Iblis selalu berupaya untuk menghasut Nabi Ibrahim, Siti Hajar dan Ismail untuk tidak melaksanakan perintah Allah tersebut, namun mereka tetap menjaga keimanan dan ketaqwaannya pada Allah SWT.
Untuk melaksanakan penyembelihan tersebut, Ismail dibawa ke sebuah lembah oleh Nabi Ibrahim. Meskipun Nabi Ibrahim masih merasa iba pada anaknya, namun tidak sekalipun Ismail merasa ragu dan terus menerus meyakinkan ayahnya untuk melaksanakan perintah.
Ketika Ismail sudah ditempatkan pada tempat yang cocok Nabi Ibrahim mulai mencoba untuk menyembelih putranya tersebut.
Hingga pada akhirnya, di gantilah Ismail dengan seujung Domba Kibas oleh Malaikat Jibril, dan Ismail spesialuntuk terkena gesekan sedikit pada bab lehernya. Melihat ketaqwaan Nabi Ibrahim, semesta pun ikut bertakbir mengumandangkan kebemasukan Allah SWT.
Itulah dongeng dan sejarah Idul Adha yang dikala ini anda rayakan setiap tahunnya, semoga dengan dongeng tersebut keimanan dan ketaqwaan anda bisa menjadi semakin besar dan tidak lagi mempunyai keraguan terhadap Allah SWT.
Posting Komentar untuk "Sejarah Dan Makna Idul Adha (Hari Raya Qurban)"