Keistimewaan Malam Nisfu Sya’Ban, Amalan, Faedah Dan Dalil Perihal Malam Nisfu Sya’Ban
Malam Nisfu Sya’ban - Bulan yang terdapat sebelum bulan Ramadhan ini ialah salah satu bulan yang di istimewakan oleh Islam. Banyak tuntutan atau pun dalil yang menunjukan tentang keistimewaan bulan Sya’ban serta beberapa tuntunan tentang amalan yang baik di lakukan ketika bulan Sya’ban.
Malam nisfu Sya’ban (yaitu malam 15 Sya’ban) ialah malam yang mulia berdasarkan beberapa kalangan. Sehingga mereka mengkhususkan amalan-amalan tertentu pada bulan tersebut. Benarkah pada malam nisfu Sya’ban punya keistimewaan dari bulan lainnya?
Secara umum bulan syaban sendiri ialah bulan yang mulia. Malam nisfu sya’ban sendiri di katakan sebagai malam yang istimewa oleh beberapa kalangan alasannya ialah sudah banyak hadist atau dalil yang menunjukan tentang betapa istimewanya malam ini. Di antara dalil-dalil tersebut ialah :
• Ada hadits yang sebut keutamaan malam nisfu Sya’ban ialah di malam tersebut terdapat banyak pengampunan terhadap dosa.
Di antaranya ialah hadits dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia bersabda,
“Allah menhadiri seluruh makhluk-Nya pada malam Nisfu Sya’ban. Dia pun mengampuni seluruh makhluk kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan.”
Al-Mundziri di dalam At-Targhib setelah dia sebut hadits ini, dia mengatakan, “Dikeluarkan oleh At-Thobroni didalam Al Awsath dan Ibnu Hibban dalam kitab Shahihnya serta oleh Al-Baihaqi. Ibnu Majah juga mengeluarkan hadits dengan lafazd yang sama dari hadits Abu Musa Al-Asy’ari. Al-Bazzar dan Al-Baihaqi mengeluarkan yang semisal dari Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu dengan sanad yang tidak mengapa.”
Demikian perkataan Al Mundziri. Penulis Tuhfatul Ahwadzi lantas mengatakan, “Pada sanad hadits Abu Musa Al-Asy’ari yang dikeluarkan oleh Ibnu Majah terdapat Lahi’ah dan ia ialah perawi yang dinilai dha’if.”
Hadits lainnya lagi ialah hadits ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Allah ‘azza wa jalla menhadiri makhluk-Nya pada malam nisfu Sya’ban, Allah mengampuni hamba-hamba-Nya kecuali dua orang yaitu orang yang bermusuhan dan orang yang membunuh jiwa.”
Al Mundziri sebut, “Hadits ini dikeluarkan oleh Imam Ahmad dengan sanad yang layyin (ada perowi yang didiberi evaluasi negatif atau di-jarh, namun haditsnya masih dicatat).” Berarti hadits ini bermasalah.
Penulis Tuhfatul Ahwadzi setelah meninjau riwayat-riwayat di atas, dia mengatakan, “Hadits-hadits tersebut dilihat dari banyak jalannya bisa sebagai hujjah bagi orang yang mengklaim bahwa tidak ada satu pun hadits shahih yang menunjukan keutamaan malam nisfu Sya’ban. Wallahu Ta’ala a’lam.”
Ibnu Rajab rahimahullah berkata, “Hadits yang menunjukan keutamaan malam nisfu Sya’ban ada beberapa. Para ulama ada yang berselisih pendapat terkena statusnya. Kebanyakan ulama mendhaifkan hadits-hadits tersebut. Ibnu Hibban menshahihkan sebagian hadits tersebut dan dia masukkan dalam kitab shahihnya.” (Lathaif Al-Ma’arif, hal. 245).
Dari uraian di atas Intinya, evaluasi kebanyakan ulama, keutamaan malam nisfu Sya’ban dinilai dha’if. Tetapi sebagian ulama menshahihkannya.
• “Dari Usamah bin Zaid ra bahwa dia bertanya kepada nabi SAW, "Saya tidak melihat Anda berpuasa (sunnah) lebih banyak dari bulan Sya'ban." Beliau menjawaban,
"Bulan sya'ban ialah bulan yang sering dilupakan orang dan terdapat di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan itu ialah bulan diangkatnya amal-amal kepada rabbul-alamin. Aku bahagia bila amalku diangkat sedangkan saya dalam keadaan berpuasa." (HR An-Nasai)
melaluiataubersamaini adanya dalil yang menunjukan betapa istimewanya malam nisfu sya’ban, maka tidak heran jikalau pada malam ini juga biasanya di laksanakan amalan-amalan tertentu yang pastinya sesuai dengan ketentuan Allah dan teladan dari Rasulullah.
Tidak spesialuntuk pada malam nisfu sya’ban, namun pada bulan nisfu sya’ban juga terdapat amalan yang sangat di anjurkan untuk di lakukan seluruh umat muslim yaitu puasa.
Anjuran memperbanyak puasa pada bulan sya’ban didasari oleh hadis dari Bukhari, dimana dia mendengar Aisyah ra berkata :
“Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa secara tepat sebulan penuh selain pada bulan Ramadhan. Aku pun tidak pernah melihat dia berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 1969 dan Muslim no. 1156)
Sebenarnya, alasan untuk memperbanyak amalan puasa pada bulan sya’ban selain alasannya ialah pahala menjalankan ibadah sunah juga alasannya ialah bulan ini ialah bulan terakhir sebelum memasuki bulan ramadhan, sehingga pada bulan ini seluruh pemberian puasa sangat di anjurkan untuk segera di lunasi.
Ketentuan atau perintah ini didengar oleh Abu Salamah di mana ketika itu Aisyah ra berkata :
“Aku masih mempunyai utang puasa Ramadhan. Aku tidaklah bisa mengqodho’nya kecuali di bulan Sya’ban.” Yahya (salah satu perowi hadits) menyampaikan bahwa hal ini dilakukan ‘Aisyah alasannya ialah dia sibuk mengurus Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. (HR. Bukhari no. 1950 dan Muslim no. 1146)
Pada jaman lampau, bulan Sya’ban mempunyai julukan sebagai bulan membaca Al-Qur’an. Hal ini tentu saja alasannya ialah pada bulan Sya’ban ibadah membaca Al-Qur’an sangat di masukankan, terlebih lagi pada malam nisfu sya’ban.
Hal ini di buktikan dengan perkataan Abu Bakar Al Balkhi, yang berbunyi :
“Bulan Rajab saatnya menanam. Bulan Sya’ban saatnya menyiram tanaman dan bulan Ramadhan saatnya menuai hasil.” (Lihat Fatwa Al-Islam Sual wa Jawab no. 92748)
Banyak yang menyampaikan bahwa menjalankan sholat malam atau sholat tahajud pada malam nisfu sya’ban mempunyai kelebihan atau akan menhadirkan pahala yang lebih, namun hal ini belum terbukti dengan terang alasannya ialah tidak ada dalil shahih yang menunjukan tentang hal ini.
Hal ini di buktikan dengan perkataan Ibnu Rajab ra yang berbunyi :
“Mengenai shalat malam di malam Nisfu Sya’ban, maka tidak ada satu pun dalil dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan juga para sobat dekatnya. Namun terdapat riwayat dari sekelompok tabi’in (para ulama negeri Syam) yang menghidupkan malam Nisfu Sya’ban dengan shalat.”
Juga percakapannya ketika di tanya tentang melaksanakan sholat malam pada malam nisfu sya’ban. Percakapan tersebut berbunyi :
Ibnu Taimiyah ketika ditanya tentang shalat Nisfu Sya’ban, dia rahimahullah berkata, “Jika seseorang shalat pada malam nisfu sya’ban sendiri atau di jama’ah yang khusus sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian salaf, maka itu suatu hal yang baik. Adapun jikalau dilakukan dengan kumpul-kumpul di masjid untuk melaksanakan shalat dengan bilangan tertentu, menyerupai berkumpul dengan mengerjakan shalat 1000 raka’at, dengan membaca surat Al Ikhlas terus menerus sebanyak 1000 kali, ini terang suatu masalah bid’ah, yang sama sekali tidak dianjurkan oleh para ulama.” (Majmu’ Al-Fatawa, 23: 13)
Ibnu Taimiyah juga berkata, “Adapun tentang keutamaan malam nisfu Sya’ban terdapat beberapa hadits dan atsar, juga ada nukilan dari beberapa ulama salaf bahwa mereka melaksanakan shalat pada malam tersebut. Jika seseorang melaksanakan shalat seorang diri ketika itu, maka ini sudah ada misalnya di masa kemudian dari beberapa ulama salaf. INI dijadikan sebagai pendukung sehingga tidak perlu diingkari.” (Majmu’ Al-Fatawa, 23: 132)
Sebenarnya, meskipun tidak ada dalil tertentu yang menentu umat islam untuk melaksanakan amalan khusus pada bulan sya’ban dan malam nisfu sya’ban, apa bila seorang hamba Allah tetap menjalankan amalan tersebut spesialuntuk dengan niat untuk menerima ridho dari-Nya maka insya Allah Allah juga akan mempersembahkan pahala sesuai dengan tingkat keikhlasannya dan betapa khususnya ibadah yang dia lakukan.
Malam nisfu Sya’ban (yaitu malam 15 Sya’ban) ialah malam yang mulia berdasarkan beberapa kalangan. Sehingga mereka mengkhususkan amalan-amalan tertentu pada bulan tersebut. Benarkah pada malam nisfu Sya’ban punya keistimewaan dari bulan lainnya?
Secara umum bulan syaban sendiri ialah bulan yang mulia. Malam nisfu sya’ban sendiri di katakan sebagai malam yang istimewa oleh beberapa kalangan alasannya ialah sudah banyak hadist atau dalil yang menunjukan tentang betapa istimewanya malam ini. Di antara dalil-dalil tersebut ialah :
![]() |
Di antaranya ialah hadits dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia bersabda,
يَطَّلِعُ اللَّهُ إِلَى جَمِيعِ خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ
“Allah menhadiri seluruh makhluk-Nya pada malam Nisfu Sya’ban. Dia pun mengampuni seluruh makhluk kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan.”
Al-Mundziri di dalam At-Targhib setelah dia sebut hadits ini, dia mengatakan, “Dikeluarkan oleh At-Thobroni didalam Al Awsath dan Ibnu Hibban dalam kitab Shahihnya serta oleh Al-Baihaqi. Ibnu Majah juga mengeluarkan hadits dengan lafazd yang sama dari hadits Abu Musa Al-Asy’ari. Al-Bazzar dan Al-Baihaqi mengeluarkan yang semisal dari Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu dengan sanad yang tidak mengapa.”
Demikian perkataan Al Mundziri. Penulis Tuhfatul Ahwadzi lantas mengatakan, “Pada sanad hadits Abu Musa Al-Asy’ari yang dikeluarkan oleh Ibnu Majah terdapat Lahi’ah dan ia ialah perawi yang dinilai dha’if.”
Hadits lainnya lagi ialah hadits ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَطَّلِعُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِعِبَادِهِ إِلَّا اِثْنَيْنِ مُشَاحِنٍ وَقَاتِلِ نَفْسٍ
“Allah ‘azza wa jalla menhadiri makhluk-Nya pada malam nisfu Sya’ban, Allah mengampuni hamba-hamba-Nya kecuali dua orang yaitu orang yang bermusuhan dan orang yang membunuh jiwa.”
Al Mundziri sebut, “Hadits ini dikeluarkan oleh Imam Ahmad dengan sanad yang layyin (ada perowi yang didiberi evaluasi negatif atau di-jarh, namun haditsnya masih dicatat).” Berarti hadits ini bermasalah.
Penulis Tuhfatul Ahwadzi setelah meninjau riwayat-riwayat di atas, dia mengatakan, “Hadits-hadits tersebut dilihat dari banyak jalannya bisa sebagai hujjah bagi orang yang mengklaim bahwa tidak ada satu pun hadits shahih yang menunjukan keutamaan malam nisfu Sya’ban. Wallahu Ta’ala a’lam.”
Ibnu Rajab rahimahullah berkata, “Hadits yang menunjukan keutamaan malam nisfu Sya’ban ada beberapa. Para ulama ada yang berselisih pendapat terkena statusnya. Kebanyakan ulama mendhaifkan hadits-hadits tersebut. Ibnu Hibban menshahihkan sebagian hadits tersebut dan dia masukkan dalam kitab shahihnya.” (Lathaif Al-Ma’arif, hal. 245).
Dari uraian di atas Intinya, evaluasi kebanyakan ulama, keutamaan malam nisfu Sya’ban dinilai dha’if. Tetapi sebagian ulama menshahihkannya.
• “Dari Usamah bin Zaid ra bahwa dia bertanya kepada nabi SAW, "Saya tidak melihat Anda berpuasa (sunnah) lebih banyak dari bulan Sya'ban." Beliau menjawaban,
"Bulan sya'ban ialah bulan yang sering dilupakan orang dan terdapat di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan itu ialah bulan diangkatnya amal-amal kepada rabbul-alamin. Aku bahagia bila amalku diangkat sedangkan saya dalam keadaan berpuasa." (HR An-Nasai)
melaluiataubersamaini adanya dalil yang menunjukan betapa istimewanya malam nisfu sya’ban, maka tidak heran jikalau pada malam ini juga biasanya di laksanakan amalan-amalan tertentu yang pastinya sesuai dengan ketentuan Allah dan teladan dari Rasulullah.
1. Perbanyak puasa
Tidak spesialuntuk pada malam nisfu sya’ban, namun pada bulan nisfu sya’ban juga terdapat amalan yang sangat di anjurkan untuk di lakukan seluruh umat muslim yaitu puasa.
Anjuran memperbanyak puasa pada bulan sya’ban didasari oleh hadis dari Bukhari, dimana dia mendengar Aisyah ra berkata :
“Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa secara tepat sebulan penuh selain pada bulan Ramadhan. Aku pun tidak pernah melihat dia berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 1969 dan Muslim no. 1156)
2. Segera lunasi pemberian puasa
Sebenarnya, alasan untuk memperbanyak amalan puasa pada bulan sya’ban selain alasannya ialah pahala menjalankan ibadah sunah juga alasannya ialah bulan ini ialah bulan terakhir sebelum memasuki bulan ramadhan, sehingga pada bulan ini seluruh pemberian puasa sangat di anjurkan untuk segera di lunasi.
Ketentuan atau perintah ini didengar oleh Abu Salamah di mana ketika itu Aisyah ra berkata :
“Aku masih mempunyai utang puasa Ramadhan. Aku tidaklah bisa mengqodho’nya kecuali di bulan Sya’ban.” Yahya (salah satu perowi hadits) menyampaikan bahwa hal ini dilakukan ‘Aisyah alasannya ialah dia sibuk mengurus Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. (HR. Bukhari no. 1950 dan Muslim no. 1146)
3. Memperbanyak membaca Al-Qur’an
Pada jaman lampau, bulan Sya’ban mempunyai julukan sebagai bulan membaca Al-Qur’an. Hal ini tentu saja alasannya ialah pada bulan Sya’ban ibadah membaca Al-Qur’an sangat di masukankan, terlebih lagi pada malam nisfu sya’ban.
Hal ini di buktikan dengan perkataan Abu Bakar Al Balkhi, yang berbunyi :
“Bulan Rajab saatnya menanam. Bulan Sya’ban saatnya menyiram tanaman dan bulan Ramadhan saatnya menuai hasil.” (Lihat Fatwa Al-Islam Sual wa Jawab no. 92748)
4. Amalan sunah lainnya
Banyak yang menyampaikan bahwa menjalankan sholat malam atau sholat tahajud pada malam nisfu sya’ban mempunyai kelebihan atau akan menhadirkan pahala yang lebih, namun hal ini belum terbukti dengan terang alasannya ialah tidak ada dalil shahih yang menunjukan tentang hal ini.
Hal ini di buktikan dengan perkataan Ibnu Rajab ra yang berbunyi :
“Mengenai shalat malam di malam Nisfu Sya’ban, maka tidak ada satu pun dalil dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan juga para sobat dekatnya. Namun terdapat riwayat dari sekelompok tabi’in (para ulama negeri Syam) yang menghidupkan malam Nisfu Sya’ban dengan shalat.”
Juga percakapannya ketika di tanya tentang melaksanakan sholat malam pada malam nisfu sya’ban. Percakapan tersebut berbunyi :
Ibnu Taimiyah ketika ditanya tentang shalat Nisfu Sya’ban, dia rahimahullah berkata, “Jika seseorang shalat pada malam nisfu sya’ban sendiri atau di jama’ah yang khusus sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian salaf, maka itu suatu hal yang baik. Adapun jikalau dilakukan dengan kumpul-kumpul di masjid untuk melaksanakan shalat dengan bilangan tertentu, menyerupai berkumpul dengan mengerjakan shalat 1000 raka’at, dengan membaca surat Al Ikhlas terus menerus sebanyak 1000 kali, ini terang suatu masalah bid’ah, yang sama sekali tidak dianjurkan oleh para ulama.” (Majmu’ Al-Fatawa, 23: 13)
Ibnu Taimiyah juga berkata, “Adapun tentang keutamaan malam nisfu Sya’ban terdapat beberapa hadits dan atsar, juga ada nukilan dari beberapa ulama salaf bahwa mereka melaksanakan shalat pada malam tersebut. Jika seseorang melaksanakan shalat seorang diri ketika itu, maka ini sudah ada misalnya di masa kemudian dari beberapa ulama salaf. INI dijadikan sebagai pendukung sehingga tidak perlu diingkari.” (Majmu’ Al-Fatawa, 23: 132)
Sebenarnya, meskipun tidak ada dalil tertentu yang menentu umat islam untuk melaksanakan amalan khusus pada bulan sya’ban dan malam nisfu sya’ban, apa bila seorang hamba Allah tetap menjalankan amalan tersebut spesialuntuk dengan niat untuk menerima ridho dari-Nya maka insya Allah Allah juga akan mempersembahkan pahala sesuai dengan tingkat keikhlasannya dan betapa khususnya ibadah yang dia lakukan.






Posting Komentar untuk "Keistimewaan Malam Nisfu Sya’Ban, Amalan, Faedah Dan Dalil Perihal Malam Nisfu Sya’Ban"